Media Tiongkok Lebih Tertarik Bahas Banjir Jakarta daripada Isu Natuna

- Minggu, 5 Januari 2020 | 18:32 WIB
Upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020/ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020/ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Di awal tahun 2020 ini, ada dua isu yang sama-sama mengemuka yaitu peristiwa banjir di Jakarta dan sekitarnya, serta isu Natuna. Namun, sejumlah media resmi Tiongkok lebih tertarik memberitakan masalah banjir daripada isu Natuna.

Di bagian rubrik internasional, media Tiongkok lebih ramai membahas tewasnya Qassem Soleimani di Baghdad oleh militer AS.

Saat memasukkan nama Indonesia dalam bahasa Mandarin di beberapa mesin pencarian media-media arus utama Tiongkok, baik yang berbahasa Inggris maupun Mandarin, yang keluar justru berita-berita mengenai banjir di Jakarta.

"Yinni Yajiada hongzai yunan renshu sheng zhi 53 ren 17 wan ren wufa fanjia" (Korban tewas banjir besar Jakarta Indonesia mencapai 53 orang, 170 ribu jiwa lainnya masih belum bisa pulang), demikian Huanqiuwang yang dipantau Antara di Beijing, Minggu (5/1).

-
Tangkapan layar halaman utama Huanqiuwang yang memuat kondisi pascabanjir di Bekasi/ANTARA/M. Irfan Ilmie

Media resmi berbahasa Mandarin dengan nama internasional Global Times itu melengkapi berita banjir dengan foto seorang pengendara motor yang melintas di atas jalan raya berkubang lumpur bekas banjir di Bekasi.

Saat memasukkan kata "Natuna" (termasuk dalam tulisan Hanzi) di mesin pencarian beberapa media resmi Tiongkok, yang keluar malah pemberitaan lama tahun 2016 hingga 2018. Topiknya pun bukan mengenai konflik perbatasan baru-baru ini.

Pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang yang menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga tidak menjadi bahasan utama media-media China.

Chinamil.com.cn, laman berita militer Tiongkok, juga tidak mengulas aktivitas pengamanan di perairan sekitar Pulau Natuna, baik dalam versi bahasa Inggris atau Mandarin.

Yang menjadi berita unggulan di laman berita milik Komisi Militer Pusat Tiongkok (CMC) tersebut adalah perintah Presiden Xi Jinping sekaligus Ketua CMC untuk memobilisasi latihan militer pasukan bersenjata.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

X