Jika perasaan yang disakiti masih bisa memaafkan seperti sedia kala, lain halnya dengan kertas yang sudah terlipat maka tidak akan bisa rapi seperti semula.
Mengapa demikian? Jawabannya terletak pada komposisi kertas.
Pada dasarnya, kertas adalah lapisan serat kayu yang dihancurkan menjadi lembaran rata.
Kayu dari pohon ditumbuk lalu dihancurkan. Hal ini akan menyebabkan pohon melepaskan serat tanaman.
Kemudian, dicampur dengan air sehingga serat terpisah menjadi apa yang dikenal sebagai bubur kertas.
Ketika bubur kertas itu diletakkan di saringan kasa, serat-serat mengikat kembali dan dapat ditekan rata lalu dikeringkan hingga jadilah selembar kertas.
Nah, ketika melipat kertas, berarti telah mematahkan serat-serat tanaman tersebut.
Sekalipun kertas yang dilipat kita coba rapikan, serat tanaman yang terputus tetap ada.
Hal itulah yang menyebabkan lipatan-lipatan di kertas juga tidak bisa hilang.
Jadi, ketika melipat kertas, sama halnya dengan merusaknya.
