Gangguan Kesehatan Mental Hantui Gen Z sampai Bumil, Ini Penelitiannya 

- Minggu, 28 Mei 2023 | 16:54 WIB
Ilustrasi konsultasi kesehatan mental buat gen z dan bumil. (Freepik).
Ilustrasi konsultasi kesehatan mental buat gen z dan bumil. (Freepik).

Kecenderungan penyimpangan perilaku yang mengganggu kesehatan mental menghantui gen z. Di masyarakat isu bullying, flexing, narsis berlebihan, tindak kekerasan, bahkan fenomena bunuh diri di kalangan remaja banyak terjadi. 

Survei Indonesia-National Adolescent tahun 2022 menyebut, satu dari tiga remaja Indonesia memiliki satu masalah kesehatan mental. Data yang sama menyebut, satu dari 20 remaja memiliki satu gangguan mental. 

Gangguan cemas paling banyak dialami remaja, tidak ada pengaruh jenis kelamin maupun usia. Data-data itu, menurut Maria, sangat memprihatinkan dan harus segera mendapat penanganan serius. 

"Selama ini, penanganan kesehatan mental lebih dominan pada tahap kuratif, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), belum dimulai dari pencegahan atau preventif," ujar Ketua Wanita Indonesia Keren (WIK), Maria Ekowati di kawasan Panglima Polim, Jaksel. 

-
Ketua Wanita Indonesia Keren (WIK), Maria Ekowati. (Handout).

Baca Juga: Gen Z Terbukti Lebih Peduli Kesehatah Mental daripada yang Lebih Tua 

Sangat disayangkan, masih banyak orang yang menganggap gangguan mental sebagai hal yang tabu atau aib. Padahal bila gejala awal tidakmendapat penanganan, akan berkelanjutan hingga berpotensi pada gangguan jiwa akut. 

Maria mendorong perlunya edukasi publik secara masif. Paling tidak pada tahapan skrining atau deteksi dini. 

"Kalau masyarakat mengalami gangguan kesehatan fisik, mereka sudah tahu harus menuju ke mana, tidak demikian bila mereka merasakan gangguan emosi berkelanjutan sebagaiindikator kesehatan mental," kata Maria. 

Ia juga berharap isu kesehatan mental ada di dalam RUU Kesehatan dan RUU Kesehatan Ibu dan Anak. Hal ini memudahkan banyak pihak dalam memonitoring. 

Sementara itu, Praktisi Kedokteran Komunitas dari Health Collaborative Center dan FKUI, Ray Wagiu Basrowi mengungkapkan, ternyata isu kesehatan mental juga juga terjadi hingga pada populasi ibu hamil, ibu menyusui dan balita. 

-
Praktisi Kedokteran Komunitas dari Health Collaborative Center dan FKUI, Ray Wagiu Basrowi. (Handout)

Menurut Ray, penelitian yang dilakukan pada populasi ibu menyusui di Indonesia selama pandemi menunjukkan 6 dari 10 ibu menyusui tidak bahagia akibat kurang suportifnya sistem pendukung di keluarga dan masyarakat. 

Baca Juga: Bukan Bima doang, 70 Persen Gen Z Juga Tak Puas dengan Pembangunan Infrastruktur Daerah

"Intervensi edukasi publik di komunitas telah memiliki sejumlah bukti ilmiah yang kuat sehingga tingkat keberhasilan bisa lebih besar dan terukur," bebernya.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X