Jangan Abai, Nge-vape Dekat Anak Juga Bahaya!

- Minggu, 28 Mei 2023 | 07:00 WIB
Dokter menyebut paparan asap rokok elektrik atau vape, juga memiliki risiko yang berbahaya bagi kesehatan anak atau remaja. (Freepik@arthurhidden)
Dokter menyebut paparan asap rokok elektrik atau vape, juga memiliki risiko yang berbahaya bagi kesehatan anak atau remaja. (Freepik@arthurhidden)

Paparan asap rokok elektrik atau vape, juga memiliki risiko yang berbahaya bagi kesehatan anak atau remaja. Menurut anggota tim Respirologi anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Dimas Dwi Saputro, kondisi ini disebut sebagai second hand vaping.

Menurutnya, hal ini terbukti dari penelitian terhadap 2.097 anak usia 17 yang dipantau pada 2014 dan 2019. Saat kembali diperiksa pada 2022, anak-anak tersebut terbukti mengalami peningkatan risiko penyakit.

"Ternyata kejadian mengi atau wheezing itu meningkat sekitar 15 persen, kemudian kejadian bronchitis meningkat sampai 26 persen dan sesak napas meningkat sampai 18 persen," kata Dimas dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (27/5/2023).

Dia menjelaskan, rokok elektrik atau Electronic Nicotin Delivery System (INDS), awalnya dipakai untuk mengurangi bahaya atau harm reduction dari rokok tembakau konvensional.

Baca Juga: Wanita Hamil Ini Terpaksa Operasi Caesar Usai Paru-paru Pendarahan Hebat Gara-gara Ngevape

Rokok elektrik menghasilkan aerosol dengan pemanasan cairan yang mengandung nikotin dan zat adiktif lainnya. Kemudian dicampur dengan bahan kimia, sehingga makin mudah untuk membuat kepulan aerosol.

Meskipun aerosol rokok elektrik terbilang sedikit kandungan zat karsinogeniknya, Dimas menyebut itu masih mengandung zat-zat yang berpotensi bahaya jika digunakan terus-menerus.

"Karena masih ada nikotinnya, juga ada logam beratnya seperti timbal, kemudian senyawa organik yang mudah menguap, dan tentu saja ada zat-zat penyebab kanker, yang mungkin jumlahnya lebih sedikit dibanding rokok konvensional, tapi kalau dipakai berulang-ulang secara akumulatif akan berbahaya juga," ucap Dimas.

Zat berbahaya pada aerosol rokok elektrik akan menyebabkan gangguan pada sistem saluran pernapasan. Aerosol rokok elektrik tersebut akan membentuk lemak-lemak dan akan menempel pada paru-paru, yang menyebabkan lendir yang semakin lama akan semakin kental.

Baca Juga: Banyak Millennial dan Gen Z Nge-Vape, Benarkah Lebih Aman dari Rokok Konvensional?

Lendir yang semakin banyak tersebut akan membentuk dahak yang lengket yang akan mengubah struktur sel pada paru-paru, sehingga tidak bisa melakukan pembersihan dengan baik. Sel yang mengubah cara kerja paru-paru tersebut akan menjadi karsinogenik yang berikutnya akan berubah menjadi sel kanker.

"Adanya aerosol tadi mengganggu pembersihan saluran pernapasan, serta penurunan regulasi sistem imun tubuh kita. Dan yang kita dapatkan adalah di kemudian hari, gangguan di pembuluh darah ini akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler," kata dokter spesialis anak dan konsultan respirology anak itu.

Dimas juga menegaskan, para remaja lebih baik tidak memulai merokok jika sebelumnya belum pernah terpapar produk tembakau, baik rokok konvensional maupun rokok elektrik. Karena jika sekali memulai, akan timbul keinginan untuk mencoba hal lain dan meningkatkan risiko kesehatan yang lebih buruk lagi.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Terkini

X