Pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia mengharuskan sebagian besar masyarakat untuk tetap tinggal di rumah agar tidak tertular, menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua.
Sebelum adanya pandemi, anak-anak terbiasa untuk bermain di luar rumah dan mengeksplorasi lingkungannya. Namun hal itu tidak bisa dilakukan untuk sementara waktu sehingga orangtua harus memutar otak agar anak betah di rumah.
Tantangan orangtua pun tak hanya itu. Mewabahnya virus corona membuat sekolah diliburkan dan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring atau online dari rumah. Hal ini membuat orangtua harus lebih ekstra mendampingi anak belajar. Padahal bisa jadi orangtua juga disibukkan dengan tugas kantor karena sistem kerja dari rumah.
Kondisi-kondisi tersebut dapat membuat orangtua stres hingga memengaruhi daya tahan tubuhnya. Sedangkan di sisi lain, daya tahan tubuh harus tetap terjaga agar terhindar dari penyakit.
Menurut dokter spesialis gizi klinis, dr Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK, di masa pandemi ini orangtua terutama ibu harus bisa menjaga daya tahan tubuhnya sendiri dulu baru bisa memastikan daya tahan tubuh anak kuat.
Dikatakan oleh dr Diana, meskipun aktivitas sekarang ini sebagian besar dilakukan di rumah, daya tahan tubuh tetap harus terjaga. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orangtua untuk menjaga daya tahan tubuh anak.
Pertama, memastikan anak mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Anak memerlukan asupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Selama di masa pandemi ini, dr Diana mengingatkan orangtua agar anak cukup mengonsumsi buah dan sayur. Selain itu, asupan protein juga diusahakan meningkat. Bahkan kalau perlu meningkat dua kali lipat.
“Asupan protein harus diperbanyak, makan jangan pikir asal kenyang. Protein ada ayam, ikan, daging, telur. Di masa pandemi, daya tahan tubuh harus lebih kuat sehingga daya asupan protein dobel,” ujar dr Diana dalam siaran langsung di akun Instagram @enfaclub, Selasa (14/4/2020).
Selain memerhatikan asupan makanan anak, orangtua juga perlu memastikan anak tidur dalam jumlah cukup. Pada bayi, waktu tidur yang dibutuhkan bisa mencapai 16 jam. Kemudian pada anak balita waktu tidurnya 11-14 jam, anak usia sekolah 10-12 jam.
“Daya tahan tubuh anak dipengaruhi waktu tidur, jangan karena merasa tidak sekolah sehingga anak melupakan waktu tidur. Penelitian membuktikan, waktu tidur cukup meningkatkan daya tahan tubuh. Waktu tidur harus tercukupi di siang hari dan malam hari,” kata dr Diana.
Selanjutnya, orangtua juga tetap harus mengajak anak untuk aktif bergerak dan berolahraga. Disarankan oleh dr Diana, sebaiknya olahraga dilakukan di pagi hari agar terpapar sinar matahari.
“Olahraganya yang simpel aja, lari, badminton, bola di pekarangan rumah. Ajarkan anak sejak dini untuk olahraga sehingga dia senang, happy, dan punya daya tahan tubuh meningkat,” pungkas dr Diana.