Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin buka suara terkait dua suspek gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) yang ditemukan di Cirebon, Jawa Barat dan Ambon, Maluku.
Saat ini pihak pemerintah bersama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta tengah meneliti penyebabnya.
Baca juga: Gagal Ginjal Akut Kembali Telan Korban, Begini Antisipasi Baru Kemenkes
Dugaan sementara, dua kasus tersebut mengalami infeksi, bukan mengidap gagal ginjal karena obat sirup mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas aman.
"Ada dua teridentifikasi di Cirebon dan Ambon, tapi baru teridentifikasi karena belum di confirm. Kemungkinan besar besar bukan GGAPA," jelas Menkes Budi Gunadi saat menghadiri acara di kawasan Jakarta Selatan, Senin (20/2/2023).
Menkes Budi mengungkapkan, dugaan tersebut menguat lantaran pasien sudah membaik setelah diberikan obat anti infeksi. Sementara jika pasien mengalami gagal ginjal akut karena keracunan obat sirup, akan membaik setelah diberikan obat penawar atau antidotum Fomepizole.
Baca juga: BPJS Sebut Biaya Layanan Diagnosa Gagal Ginjal Capai Rp22 Triliun Sepanjang 2014-2022
"Begitu pasien dikasih obat infeksi turun membaik, karena kalau GGAPA itu harus dikasih Fomepizole," imbuhnya.
Saat ini hasil pemeriksaan lab dan sampel obat yang dikonsumsi para pasien masih dalam proses investigasi. Menurut Budi, kemungkinan hasil lab akan keluar pada sore hari ini.
"Kedua itu lagi di cek lab darah dan hasil sample obatnya belum keluar dan kemungkinan keluar sore ini," pungkas Menkes Budi.
Artikel Menarik Lainnya: