Pemprov Bali Bakal Terapkan Teknologi Wolbachia Buat Tangani DBD, Apa Itu?

- Rabu, 1 Februari 2023 | 17:58 WIB
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (Freepik/jcomp)
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (Freepik/jcomp)

Pemprov Bali akan menerapkan teknologi wolbachia tahun ini, untuk menangani Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal itu diungkap oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Nyoman Gede Anom.

"Sebentar lagi kita menggunakan teknologi baru untuk mengatasi DBD di Bali, yaitu teknologi wolbachia yang bekerja sama dengan BMKG untuk mendeteksi demam berdarah sebulan sebelum timbul melalui cuaca dan kelembaban," ungkapnya.

Dikutip dari ANTARA, Anom mengatakan, program tersebut nantinya akan diuji di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng, sebagai dua daerah dengan tingkat demam berdarah tertinggi selama 2022 di Bali.

Baca juga: Orang tua Harus Tahu! Ini Perbedaan Demam COVID-19 vs DBD pada Anak

Menilik dari data Dinkes Bali, sepanjang tahun 2022, ada 5.638 kasus demam berdarah dengan 1.096 dari Denpasar dan 869 dari Buleleng, dengan kematian terbanyak dari Denpasar yaitu delapan orang disusul Klungkung empat orang.

Kini, Dinkes Bali memulai tahap sosialisasi untuk teknologi wolbachia di masyarakat, karena selama ini masyarakat hanya mengetahui program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), sementara wolbachia adalah teknik menyebarkan dan memelihara nyamuk.

"Jadi kita kenalkan ke masyarakat biar masyarakat tahu ini bukan nyamuk berbahaya, ini nyamuknya akan interaksi (kawin) dengan nyamuk aedes aegypti dan setelah itu tidak akan menularkan lagi virus," jelas Anom.

Sosialisasi program ini akan berlangsung selama enam bulan, sehingga teknologi wolbachia ditarget untuk sampai ke masyarakat pada pertengahan 2023.

"Nanti ada kader-kader masyarakat tertentu yang kita pilih untuk memelihara di rumah tangga. Itu diberikan telurnya, ada dalam wadah tertentu sampai menetas jadi jentik dan nyamuk. Ini gratis program pemerintah," ujarnya.

-
Ilustrasi nyamuk demam berdarah (Freepik/jcomp)

Di sisi lain, teknologi wolbachia sampat ini sednag diproses dan dikembangkan melalui kerja sama dengan World Mosquito Program (WMP) dengan Universitas Udayana.

Baca juga: 25 Anak-anak Dirawat Intensif di Rumah Sakit Sikka NTT karena DBD

Pejabat Pemprov Bali itu menyampaikan bahwa teknik ini sudah sempat dilakukan di DI Yogyakarta dan telah terbukti, di mana teknologi wolbachia mampu menurunkan angka DBD mencapai 78 persen di sana.

Sementara ini, Dinkes Bali masih mengimbau masyarakat untuk menerapkan cara konvensional yaitu penerapan 3M, PSN dan pemakaian obat nyamuk serta kelambu saat tidur.

"Nanti tetap kita imbau untuk masyarakat tenang dulu, jadi lakukan fogging terfokus di mana tempat-tempat yang ada kasus DBD, kan ada alamatnya fogging daerah itu," tambahnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Penyebab Utama yang Membuat Anda Merasa Hampa

Kamis, 16 Mei 2024 | 19:51 WIB
X