Para peneliti di University of Wales mengungkapkan beberapa penyebab seseorang mengidap coulrophobia, yaitu pobia alias ketakutan terhadap badut.
Dilansir Live Science, untuk mengetahui penyebabnya, peneliti membuat kuesioner bertajuk 'The Fear of Clowns Questionnaire' yang berisi 18 item pertanyaan.
Beberapa pertanyaan seperti, "jika saya menemukan badut, saya akan meninggalkan ruangan', dari 'sangat setuju' hingga 'sangat tidak setuju'"
Hasil studi tersebut mengungkapkan riasan badut yang membuat mereka terlihat tidak manusiawi menjadi penjelasan yang paling populer mengapa orang-orang menjadi coulrophobia.
Baca Juga: Mengungkap Alasan Ilmiah Mengapa Banyak Orang Takut Badut
Coulrophobia dimulai pada usia muda ketika seorang anak menonton film thriller yang menampilkan badut pembunuh - Killer Clowns from Outer Space, dirilis pada tahun 1998, dan Stephen King's It from 1986.
Ada 'badut pembunuh' yang nyata seperti pembunuh berantai John Wayne Gacy yang pada tahun 1970-an tampil sebagai Pogo si Badut di acara amal dan pesta anak-anak dan membunuh 33 anak laki-laki dan laki-laki muda.
"Beberapa orang takut pada Ronald McDonald, maskot rantai makanan cepat saji, dan dia tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti Anda," demikian tulis peneliti.
Hasil penelitian itu juga menunjukkan peserta dari Asia melaporkan tingkat coulrophobia tertinggi, sedangkan mereka yang di Eropa memiliki yang terendah, menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Mental Health itu.
Sementara penampilan non-manusia menduduki peringkat nomor satu, bentuk wajah badut yang berlebihan menyampaikan rasa ancaman secara langsung ditemukan di urutan kedua.
Alasan selanjutnya adalah riasan, karena menyembunyikan emosi seseorang sehingga membuat orang lain merasa khawatir.
Baca Juga: Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll soal Sebut Sebut Shin Tae-yong Badut: Saya Minta Maaf
Beberapa responden melaporkan bahwa makeup mengingatkan mereka pada 'kematian, infeksi atau cedera darah, dan membangkitkan rasa jijik atau penghindaran,' tulis para peneliti.
Penyebab selanjutnya adalah perilaku badut yang tidak terduga membuat kita tidak nyaman, diikuti oleh rasa takut dipelajari dari anggota keluarga.
