Fatherless Country: Indonesia jadi Negara yang Kehilangan Figur Ayah No 3 di Dunia 

- Senin, 22 Mei 2023 | 10:05 WIB
Ilustrasi anak dan ayah dan isu fatherless. (Freepik).
Ilustrasi anak dan ayah dan isu fatherless. (Freepik).

Indonesia disebut menjadi negara fatherless ketiga di dunia. Hal tersebut berarti banyak anak Indonesia yang kekurangan sosok ‘ayah’ dalam hidupnya. 

Melansir situs resmi Universitas Sebelas Maret (UNS) berbahasa Inggris, anggota tim sosialisasi UNS Qori Zuroida mengatakan bahwa temuan bahwa Indonesia menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara fatherless menjadi latar belakang dilakukannya acara sosialisasi tersebut

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa adanya fenomena fatherless atau kekurangan kehadiran sosok ayah baik secara fisik atau psikologis dalam keluarga, dapat sangat mempengaruhi pembentukan ketahanan keluarga Indonesia.

-
Ilustrasi anak dan ayah dan isu fatherless. (Freepik).

Baca Juga: Kocak! Sekolah Seberang Rumah, Anak ini Tetap Minta Diantar oleh Ayahnya Pakai Motor

“Fenomena fatherless tentu perlu menjadi perhatian bersama untuk memastikan anak-anak Indonesia dapat tumbuh berkembang yang baik dan memiliki karakter yang kuat,” kata Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN Irma Ardiana yseperti yang dikutip dari Antara.

Merujuk pada buku Fatherless America: Confronting Our Most Urgent Social Problem karya Blankenhorn (1995), Irma menuturkan anak yang tumbuh di dalam keluarga tanpa adanya sosok ayah, bisa menyebabkan komplikasi sosial seperti kriminalitas, kekerasan dalam rumah tangga, kehamilan remaja.

Memasukki masa pertumbuhannya anak-anak yang hidup tanpa ayah memiliki potensi terkena masalah mental dan emosional, kurang bisa berbaur dengan teman sebaya, terdampak masalah kesehatan misalnya psikosomatis, kekerasan fisik, emosional dan seksual.

Sedangkan potensi yang bisa terjadi pada usia remajanya adalah cenderung ingin menikah di usia yang sangat muda, suka merokok dan minum alkohol, mencoba obat-obatan terlarang yang berdampak pada waktu belajarnya.

Remaja hidup tanpa ayah biologis cenderung menikah di usia yang sangat muda, merokok, minum alkohol dan obat-obatan terlarang, serta dikeluarkan dari sekolah.

“Dalam eksperimen sosial The Fatherless Family: CIVITAS-The Institute for the Study of Civil Society yang dilakukan oleh O’Neill (2002), masalah sosial yang dapat muncul dari fenomena ini adalah tingginya angka kriminalitas dan kekerasan, tumbuhnya budaya bercerai, bertambahnya beban jaminan sosial,” ujarnya.

-
Ilustrasi anak dan ayah dan isu fatherless. (Freepik).

 

Lebih lanjut, menurut National Survey of Sexual Attitudes and Lifestyles, ketiadaan sosok ayah menyebabkan anak cenderung melakukan hubungan seksual di usia kurang dari 16 tahun.

“Laki-laki memiliki kecenderungan melakukan hubungan seksual lebih tinggi yaitu 1,8 kali dan perempuan 1,5 kali dibandingkan anak yang diasuh oleh kedua orang tuanya. O’Nell juga berkata risiko perceraian pada keluarga tanpa ayah 1,9 kali lebih besar untuk laki-laki dan 1,5 kali lebih besar untuk perempuan dibandingkan anak yang tumbuh di keluarga utuh,” ucapnya.

Guna menjaga ketangguhan keluarga tidak menjadi rentan, dalam bentuk mencegah fenomena fatherless terjadi, BKKBN telah membuat program Generasi Berencana sebagai wadah bagi para remaja untuk meningkatkan life skill dalam membangun rumah tangga.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB
X