Mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Jenderal TNI (Purn) Abdullah Makhmud Hendropriyono, mengajukan permintaan soal penyatuan mata uang bersama antara Indonesia dengan Malaysia.
Dikutip dari akun Instagram milik Anwar Ibrahim, pengajuan tersebut diutarakan saat menghadiri agenda CT Corp Leadership Forum di Jakarta, Senin (9/1/2023).
"Importir terbesar di dunia adalah China. Karena petrodollar sudah nampak semakin surut dan petroyuan mulai nampak di permukaan," ujar Hendro yang dikutip dari akun Instagram @anwaribrahim_my pada Selasa (10/1/2023).
"Untuk jaga-jaga, apakah ada konsep dari Bapak Anwar Ibrahim untuk meyatukan mata uang Malaysia dan Indonesia?" tanya Hendro.
Baca Juga: Indonesia Sulit Menjadi Negara Maju, Hendropriyono Beber Soal Ideologi Negara
Permintaan Hendro mengenai rencana uni moneter tersebut bertujuan agar kedua negara tak lagi memiliki ketergantungan terhadap dollar.
"Karena sampai sekarang kita masih sangat bergantung terhadap dollar. Begitu goyah, mata uang kita berdua akan semakin melemah," imbuhnya.
Mendengar pertanyaan dan pernyataan tersebut, Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, lantas angkat bicara.
Dirinya menuturkan jika uni moneter yang diajukan oleh Hendro masih sangat sulit untuk diwujudkan.
"Masih sangat sulit, dan saya tidak berpikir ke arah situ. Tapi kita bisa menjuru ke arah kerja sama yang lain, seperti opec kelapa sawit," ungkap Anwar.
"Indonesia berada di 68% pengelurannya, yang kedua Malaysia. Jika kita ada kesepakatan itu, kerja sama itu bisa terwujud," imbuhnya kemudian.
Namun sayangnya, kesepakatan opec kelapa sawit itu belum bisa diwujudkan. Sebab pada 2015 silam, tidak ada kemajuan dari kedua negara tersebut.
Selain itu, Anwar juga mengatakan jika munculnya resiko akibat melepas mata uang dollar adalah salah satu pemicunya.
"Jika kita melepas dollar, ada resiko juga. Tapi bagi saya, kita dapat mengambil cadangan mereka yang sedang naik dengan mengambil yuan, yen, dolar dan euro,"