Tuntut Perbaikan, Ini Deretan Kritik Unik dan Kreatif Sindikasi di Hari Buruh

- Selasa, 2 Mei 2023 | 09:04 WIB
Peserta aksi demonstrasi Hari Buruh Internasional dari SINDIKASI menunjukkan poster berisi kalimat unik dan kreatif saat melakukan aksinya di Jakarta. (Z Creators/Jafriyal)
Peserta aksi demonstrasi Hari Buruh Internasional dari SINDIKASI menunjukkan poster berisi kalimat unik dan kreatif saat melakukan aksinya di Jakarta. (Z Creators/Jafriyal)

Berbagai elemen dan serikat merayakan Hari Buruh di Jakarta pada Senin (1/5/2023). Berbagai cara pun dilakukan serikat buruh untuk menunjukkan protesnya.

Salah satunya dilakukan Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI). Mereka menyampaikan tiga bentuk protes yang terdiri dari tidak ada perbaikan kondisi kerja pekerja kreatif, perbaikan perlindungan dari bentuk kekerasan, dan belum terpenuhinya hak dasar pekerja.

"Pemerintah belum menganggap overwork sebagai masalah besar sehingga tidak ada satu pun kebijakan negara dikeluarkan untuk mengatasi kondisi ini," kata Ketua SINDIKASI, Nur Aini.

"Padahal, overwork menjadi pertanda rendahnya upah dan masalah kesehatan fisik serta mental yang timbul sebagai konsekuensi," sambungnya.

-
Peserta aksi demonstrasi Hari Buruh Internasional dari SINDIKASI menunjukkan poster berisi kalimat unik dan kreatif saat melakukan aksinya di Jakarta. (Z Creators/Jafriyal)

Baca Juga: Jokowi Ingin May Day Jadi Momentum Tingkatkan Skill Tenaga Kerja Indonesia

Aksi protes tersebut diwujudkan SINDIKASI lewat beragam kalimat unik dan kreatif dalam poster protes mereka. Sejumlah kalimat unik tersebut seperti 'Kurangi Jam Kerja Perbanyak Bercinta', 'Fleksibilitas Tidak Sama Dengan Kerja Tanpa Batas', 'Gratiskan Day Care Untuk Semua' hingga 'Berita Meratap Saatnya Berserikat'.

Selain kalimat unik dan kreatif, berbeda dari serikat buruh lain, SINDIKASI menyiapkan DJ di mobil komandonya untuk bernyanyi sambil menyuarakan protes.

"Persoalan ketenagakerjaan Jabodetabek mencakup persoalan ruang hidup. Biaya sewa tempat tinggal yang tinggi, dan waktu commuting panjang menambah kerentanan pekerja Jabodetabek yang dikenal menerapkan budaya kerja yang cepat dan intensitas tinggi. Akibatnya, banyak pekerja media dan kreatif yang alami stres," kata Ketua SINDIKASI Jabodetabek, Amru Sebayang.

Baca Juga: 50.000 Buruh Demo di Jakarta, Polda Metro Jaya Antisipasi Adanya Penyusup

"Sayangnya, SINDIKASI Jabodetabek tidak melihat niat kuat pemerintah untuk mengatasi persoalan struktural ini," imbuh Amru.

-
Peserta aksi demonstrasi Hari Buruh Internasional dari SINDIKASI menunjukkan poster berisi kalimat unik dan kreatif saat melakukan aksinya di Jakarta. (Z Creators/Jafriyal)

Temuan focus group discussion SINDIKASI Jabodetabek menyebut, tidak semua tempat tinggal di wilayah dekat kantor menyediakan akses yang memadai, seperti jendela ataupun perkakas rumah tangga. Pekerja yang menjalani commuting juga harus menghadapi berbagai kondisi berbahaya.

Pekerja harus melewati jalan yang gelap karena pulang larut malam hingga stres dengan kepadatan volume penumpang transportasi (kereta atau bus). Selain itu, masih ditemukan juga perusahaan yang tidak memasukkan biaya transportasi dalam komponen penggajian.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Z Creators

Tags

Rekomendasi

Terkini

X