Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengingatkan kepala desa agar tidak terlibat politik praktis menjelang Pemilu 2024.
Luhut yang juga menjabat Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) mengatakan, kepala desa lebih baik fokus membangun ekonomi dan pendidikan.
“Saya minta kepala desa bantu yang konkret. Jangan anda berpolitik praktis. dua ini (Ekonomi dan pendidikan) laksanakan,” kata Luhut kepada wartawan di acara Desa Bersatu di Lapangan Parkir Timur, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (19/3/2023).
Baca Juga: Hadiri Peringatan 9 Tahun UU Desa, Megawati Disambut Ribuan Kades dan Raih Penghargaan
Pada bidang ekonomi, kata Luhut, selama delapan tahun terakhir Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengucurkan Rp 500 triliun untuk seluruh desa. Banyak infrastruktur yang berhasil dibangun dari dana desa tersebut.
“Selama 8 tahun terakhir ini Presiden Jokowi telah mengucurkan hampir Rp 500 triliun diseluruh perdesaan sehingga pembangunan jalan desa, bendungan bermacam desa itu bisa terwujud sekarang,” ungkapnya.
Luhut menuturkan, dana desa sebesar Rp 1 miliar juga berputar setiap tahunnya. Ia menyebut, kepala desa memiliki peran kunci untuk memaksimalkan dana desa tersebut. Terlebih dalam menstabilkan ekonomi saat pandemi Covid-19.
“Jadi uang itu berputar Rp 1 miliar rata-rata di pedesaan membuat ekonomi itu jalan. Kalian (kepala desa) memainkan peran itu dan kita bangga melihat teman-teman di pedesaan yang telah bekerja keras hingga saat ini,” ungkap Luhut.
“Yang banyak orang tidak menyadari, kenapa ekonomi kita tetap stabil dalam konteks kemarin Covid-19 itu karena peran dari pada kepala desa,” imbuhnya.
Baca Juga: Kumpul di Senayan, Para Kepala Desa Minta Alokasi 10% APBN untuk Dana Desa
Pada program pendidikan, Luhut meminta kepala desa untuk memaksimalkan pelatihan matematika metode gasing (gampang, asyik dan menyenangkan).
Ia menyebut, program yang diinisiasi oleh dirinya bersama Mendagri Tito Karnavian itu sudah berjalan untuk murid jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh Indonesia.
“Matematika dan fisika yang sekarang sudah mulai jalan di seluruh Indonesia yang kami inisiasi, Pak Tito dengan saya dan kementerian pendidikan, itu sekarang saya minta kalian (kepala desa) bantu,” pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
