Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88 AT) Polri sudah mendalami sosok Mustopa, pelaku penyerang kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Hasilnya, tidak ditemukan indikasi pelaku tergabung ke dalam jaringan teroris. Hal itu disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi.
Baca juga: Pasca Penembakan, Penjagaan Kantor MUI Tidak Diperketat
"Kami sudah koordinasi dengan Detasemen Khusus 88. Hasil penyelidikan Densus bahwa tersangka ini tidak termasuk jaringan teror," ujar Hengki kepada wartawan, Rabu (3/5/2023).
Dari rentetan aksi teroris yang beraksi solo atau seorang diri, Densus menyebut aksi tersebut sebagai aksi lone wolf. Lone wolf sendiri mirip seperti aksi penyerangan yang dilakukan Mustopa di Kantor MUI.
Meski begitu, polisi sudah memastikan jika Mustopa bukanlah lone wolf dan dia tidak tergabung ke dalam jaringan teroris manapun.
"Bukan merupakan wujud dari teror lone wolf dan juga tidak terkontaminasi dengan ideologi agama yang ekstrem," jelas Hengki.
Baca juga: Soal Penembakan Kantor MUI, Menag Yaqut: Ini Individu yang Salah Belajar Agama
Selasa (2/5/2023), kantor MUI di Jakarta Pusat diserang oleh seorang pria bernama Mustopa. Dalam melakukan aksinya, Mustopa menggunakan pistol jenis air soft gun.
Akibat ulah Mustopa, dua staf MUI mengalami luka. Satu korban terluka akibat terkena pecahan kaca dan satu korban lagi terluka akibat terkena tembakan di daerah punggung.
Artikel Menarik Lainnya: