Indonesian Police Watch (IPW) ikut menyoroti kasus hebohnya seorang anggota polisi di Polres Pamekasan yang tega menjual istrinya sendiri ke rekan sesama polisi. IPW meminta Propam Polda Jawa Timur untuk turut memeriksa atasan dari Aiptu AR terkait hal ini.
"Sudah tepat langkah Bid Propam Jawa Timur mempatsuskan polisi yang menjual istrinya ini, tetapi tidak cukup itu," kata Ketua Presidium IPW, Sugeng Teguh Santoso kepada Indozone, Selasa (10/1/2023).
Sugeng menilai dua anggota polisi yang merupakan rekan Aiptu AR sekaligus penikmat istri AR ini juga harus diperiksa oleh Propam. Bahkan, atasan AR di Polres Pamekasan juga tidak boleh luput dari pemeriksaan Propam.
"Dua anggota polisi lain yang sebagai penikmat tubuh istri polisi tersebut harus diperiksa dan juga atasanya dari polisi tersebut," beber Sugeng.
Layaknya atasan Aiptu AR diperiksa Propam lantaran dia menyebut pihak korban pernah membuat laporan polisi di Polres namun tidak mendapat tindak lanjut yang baik.
"Ya karena pengacaranya pernah membuat laporan kepada Polres tetapi tidak mendapatkan proses yang selayaknya," kata Sugeng.
Baca Juga: Beredar Isu Norma Risma Jadi Tersangka, Polisi Tegas Membantah!
Lebih jauh Sugeng menilai aksi Aiptu AR merupakan aksi yang sangat bejat. Untuk itu hanya sanksi pemecatan dari institusi Polri yang tepat diberikan untuk AR maupun rekan-rekanya.
"Ini anggota polisi Polres Pamekasan ini bejat moralnya. Kalau selama ini laporan mungkin ada istri berselingkuh, suami berselingkuh, istri ditelantarkan sudah banyak ya tapi polisi yang menjual istrinya untuk melayani seks teman-teman polisi yang sama-sama bejatnya ini harus dipecat dari keanggotaan polisi," papar Sugeng.
Baca Juga: Terungkap! Fakta Baru Kasus Polisi di Pamekasan ‘Jual’ Istri Threesome ke Teman Sendiri
Diberitakan sebelumnya, Aiptu AR, anggota Polres Pamekasan diamankan oleh jajaran Bidang Propam Polda Jatim. Dia diamankan lantaran terlibat dalam kekerasan seksual hingga pesta narkoba.
Bejatnya, AR sendiri menjual istrinya ke rekan sesama polisi. Tindakan bejat ini sudah dilakukan oleh pelaku sejak tahun 2015 yang lalu.
