Fenomena penampakan buaya di permukaaan anak Sungai Mentaya kerap terjadi. Hewan ganas itu membuat warga takut melakukan aktivitas di sekitar sungai. Namun, masih ada beberapa warga yang nekat untuk tetap beraktivitas seperti biasa, misalnya mandi di tepi sungai, mencuci pakaian, hingga menjaring ikan.
Pada Desember 2018, masyarakat Desa Handil Sohor Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dikagetkan dengan munculnya buaya di Sungai Mentaya.
Beberapa warga berusaha untuk menangkap buaya dengan memasang perangkap. Buaya berukuran sedang tertangkap, tapi buaya yang ukurannya lebih besar berhasil lolos.
Januari 2019, ancaman buaya kembali terjadi. Seorang warga Dusun Seranggas Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit menjadi korban keganasan hewan itu.
Julhaidir (41) diterkam buaya hingga tangan kirinya putus saat mandi di Sungai Seranggas yang merupakan anak Sungai Mentaya.
Hewan ganas itu menarik korban hingga terseret ke dalam sungai. Warga yang mengetahui langsung memberi pertolongan dan bergegas mengeluarkan korban dari sungai sebelum buaya muncul lagi.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang mendapat laporan dari warga langsung memasang perangkap berupa sangkar besi dan pancing khusus untuk menangkap buaya yang masih berkeliaran itu. Namun buaya tersebut lolos dari perangkap yang dipasang.
Febuari 2019, warga Dusun Seranggas Desa Lempuyang Kecamatan Teluk Sampit berhasil menangkap buaya menggunakan perangkap besi yang dipasang di Sungai Seranggas. Buaya itu kemudian dibawa ke Taman Wisata Bukit Tangkiling Palangka Raya.
Dan yang terbaru, Jumantan (60) warga Desa Handil Sohor Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah disambar buaya ketika sedang mandi di sungai, Kamis (18/7/2019).
Untungnya, saat itu gigitan buaya terlepas. Dengan tangan terluka, perempuan lanjut usia itu berupaya sekuat tenaga naik dan meminta pertolongan warga lainnya.
Kejadian ini sontak membuat cemas warga setempat karena buaya itu diperkirakan masih berkeliaran di sekitar sungai. Warga pun melarang anak-anak mereka mandi dan berenang di sungai karena takut akan menjadi korban sambaran buaya.
