Terungkap, Syekh Ali Jaber Ternyata Cucu Pahlawan di Lombok, Tapi Belum Terdaftar

- Kamis, 14 Januari 2021 | 12:26 WIB
Syekh Ali Jaber semasa hidup. (Ist)
Syekh Ali Jaber semasa hidup. (Ist)

Syekh Ali Jaber telah meninggal dunia pada Kamis, 14 Januari 2021 pukul 08.30 WIB. Ia sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa hari karena menderita COVID-19, namun begitu kabar ia meninggal sampai ke publik, pihak keluarga menyampaikan bahwa Ali Jaber sudah negatif COVID-19.

Soal kebenaran dia positif atau negatif COVID-19, sejauh ini belum ada kepastian.

Terlepas dari itu, Jaber ternyata merupakan cucu seorang pejuang di Lombok di masa penjajahan Belanda. Ia sendiri menganggap kakeknya itu sebagai pahlawan yang belum terdaftar.

Jaber juga menganggap bahwa kakeknya pantas dianggap sebagai pahlawan. Ia sendiri sudah menyampaikan itu kepada Presiden RI Jokowi terkait itu.

"Beliau mampu menyatukan masyarakat Sasak di Lombok, untuk melawan penjajah Belanda. Makanya kakek saya dibunuh sama Belanda. Dan beliau punya makan besar di Ampenan. Makanya pas saya ketemu Presiden Jokowi saya sampaikan, saya cucu pahlawan tapi belum terdaftar," ujarnya.

Dalam sebuah video di kanal YouTube Sasak Update TV, Ali Jaber pernah menyampaikan wasiat tentang kematiannya. Ia bilang, jika ia meninggal di Indonesia, ia ingin dimakamkan di Lombok

"Makanya walau saya memohon kepada Allah memilih meninggal di Madinah, tapi kalau saya ditetapkan meninggal di Indonesia, saya mohon mau dimakamkan di Lombok," katanya dalam video tersebut.

Bukan tanpa alasan Jaber berkeinginan demikian. Ia ingin dikuburkan di Lombok karena dia mencintai Lombok.

"Lombok termasuk pulau kesayangan saya. Ketika saya di Lombok ini, saya jauh lebih merasa nyaman. Anak saya lahir di Lombok. Salah satu kakek saya mati syahid melawan penjajah di Lombok," kata dia.

Jaber, yang bicaranya masih kental dialek Arab-nya, mengaku berasal dari tanah Mataram. 

"Banyak orang gak percaya saya berasal-usul dari Indonesia. Kok bisa ya? Kok mancung hidung saya. Kakek saya dua-duanya kelahiran Lombok. Tapi ibu saya gak pernah cerita. Pas saya di Indonesia baru tahu saya ada keluarga. Kakek ibu saya, istri pertama dari Bumiayu, istri kedua dari Madura,istri ketiga dari Lombok. Belum yang keempat sudah wafat, ," kata dia.

Artikel Menarik Lainnya:

Sahabat Ungkap Pengalaman Terbang Bareng Pramugari Sriwijaya Air, Happy Landed in Heaven

Aturan Sepak Bola Baru Tiongkok: Klub Dilarang Sertakan Nama Sponsor

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X