Mantan menteri era Presiden Soeharto, Emil Salim, menulis puisi terkait kondisi yang dialami KPK saat ini.
Puisi itu ditulisnya melalui akun Twitter @emilsalim2010, Rabu (12/5/2021).
"Terang bulan, teranglah dikali. Buaya timbul disangka mati. Jangan percaya mulut resmi KPK. Berani pecat anak, karena takut mati," tulis Emil.
“Terang bulan, teranglah dikali.
— Emil Salim (@emilsalim2010) May 11, 2021
Buaya timbul disangka mati,
Jangan percaya mulut resmi KPK,
Berani pecat anak, karena takut mati”
Sejumlah tokoh memprotes pelemahan terhadap lembaga antirasuah KPK.
Di antaranya ekonom Faisal Basri. Tak tanggung-tanggung, Faisal bahkan melakukan gerakan boikot terhadap saham dan bank-bank yang membiayai perusahaan milik para oligark.
Hal ini dilakukan usai 75 pegawai KPK yang dikenal berintegritas dinonaktifkan dengan modus Tes Wawasan Kebangsaan.
"Ayo kita mulai dari sekarang melawan korupsi, kolusi, dan nepotisme menggembosi para oligark," tulis Faisal melalui akun Twitter @FaisalBasri, Selasa (11/5/2021).
Ayo kita mulai dari sekarang melawan korupsi, kolusi, dan nepotisme menggembosi para oligark.
— Faisal Basri (@FaisalBasri) May 11, 2021
Faisal pun membeberkan beberapa cara untuk mewujudkannya.
"Jangan beli saham perusahaan yang dikuasai oligark dan sarat dengan praktik KKN. Kalau masih punya saham mereka: jual segera," tulis Faisal.
1. Jangan beli saham perusahaan yang dikuasai oligark dan sarat dengan praktik KKN. Kalau masih punya saham mereka: jual segera.
— Faisal Basri (@FaisalBasri) May 11, 2021
Selain tidak membeli saham yang dikuasai para oligark, Faisal juga mengajak rakyat untuk memboikot bank-bank BUMN maupun bank non-BUMN yang terus membiayai perusahaan mereka.
"Kita boikot bank-bank BUMN maupun non-BUMN yang masih dan akan terus membiayai perusahaan para oligark, terutama perusahaan tambang batu bara yang sangat tidak ramah lingkungan. Saya akan mulai dari diri saya sendiri dengan menarik seluruh uang yang ada di bank-bank itu," tulisnya.